Rabu, 29 Juli 2009

Taman Bacaan Masyarakat

Membaca merupakan pintu menuju pengetahuan yang lebih luas. Dari sinilah muncul harapan beberapa orang yang peduli dengan pembelajaran masyarakat agar masyarakat Indonesia memiliki kesadaran tinggi untuk gemar membaca. Dulu, saya hanya mengenal Taman Bacaan yang berisi buku-buku komik, novel, dan sejenisnya. Selain itu, saya mengenal perpustakaan sebagai wadah koleksi buku dengan sekian banyak subyek. Sekarang, mata saya dibukakan kembali, hati diketuk sadar kembali, bahwa di suatu tempat atau bahkan di beberapa tempat terdapat apa yang dikenal dengan Taman Bacaan Masyarakat.

Saya teringat dengan seorang tua yang sangat gigih berjuang dengan membuka taman baca, dan juga berkeliling untuk meminjam-minjamkan buku-buku koleksi beliau. Beliau adalah mbah Dauzan Farouk, seorang veteran pejuang asal Kauman Yogyakarta yang berjuang mendirikan MABULIR (Majalah dan Buku Bergilir). Beliau punya harapan tinggi agar masyarakat, khususnya generasi muda, tidak meninggalkan kebiasaan membaca buku. Kini, dua tahun sepeninggal mbah Dauzan tidak terdengar lagi eksistensi MABULIR. Terakhir saya dengar bahwa buku-buku koleksi telah dipindah dari rumah beliau di Kauman ke rumah sanak keluarga beliau di pinggiran kota. Entahlah, Mabulir kini tiada yang meneruskan eksistensinya.

Kemudian, hari ini saya bertemu dengan Pa Agung Danurejan, pendiri Taman Bacaan Suluh Wawasan di sebelah barat jembatan layang Lempuyangan Yogyakarta. Beliau banyak bercerita tentang perjuangan mendirikan taman bacaan bagi masyarakat. Hingga saat ini beliau masih dicibir masyarakat terkait apa yang beliau lakukan. Beliau menyatakan bahwa sebagian masyarakat masih belum mau memahami apa yang beliau perjuangan. Justru, mereka banyak juga yang mencela tanpa mengindahkan pengorbanan beliau yang menggunakan ruang tamu rumah untuk ruang baca dan tiga kamar tidur untuk dijadikan ruang koleksi buku. Untungnya, beliau sangat memahami bahwa berjuang ikhlas untuk masyarakat tidaklah semudah yang dikira. Di manapun kita tentu ada tantangan ataupun masalah yang harus dihadapi. Apalagi hidup bermasyarakat dan ingin bermanfaat di dalamnya tentu akan banyak cobaan yang dihadapi, termasuk gunjingan, celaan, rasa benci, dan lain sebagainya. Cukuplah bagi kita mengambil hikmah dari perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Source : blog irfan

0 komentar: