Menyisir Jalan Menangkap Matahari

Jalan begitu panjang, mesti ditempuh dengan kesungguhan, peristiwa demi peristiwa, kepedihan demi kepedihan. Jika saja matahari tidak bersedia untuk menemani saat Ibnu berusaha memberi makna pada jenak kehidupannya, tentulah ia akan tersungkur pada jalan yang terus berliku. Sebab hidayah begitu mahal. Sebab ampunan dan barakah Allah hanya tertuju kepada siapa-siapa yang bersedia berjuang.
Maka itu yang membedakan manusia dengan makhluk Allah yang lain. Manusia berhak memilih, meski ia dicipta dari rahim ibu yang sama, bahkan dicipta untuk menjadi sepasang manusia kembar.
Sederhana. Tetapi sarat makna. Agaknya demikian selalu Muttaqwiati memberi ciri pada sekian novelnya. Siapa saja bisa menjelma menjadi Ibnu Sabil atau Zuhrufa. Mungkin mereka adalah cerminan Anda, saya, atau bahkan kita?

0 komentar:
Posting Komentar