Jumat, 16 Januari 2009

Cadas Kebencian


Aku benci perang!
Perang hanya melahirkan kehancuran, kenistaan, kemelaratan, penderitaan dan sisi negatif yang berderet-deret. Demi Tuhan! Aku benci perang! geming hati Ghozi tentang perang yang tengah berkecamuk di negeri asalnya, Afghanistan.

Ketika Yassir, sahabatnya, memutuskan pergi ke Afghanistan, Ghozi tetap bergeming. Perang telah membuat perasaannya berkarat. Perang membuatnya mencurigai semua orang.

Tapi sepeninggal Yassir, dia merasa kesepian, kehilangan sosok yang kerap mengajaknya berdebat. Ghozi berharap ada sebuah tangan yang menepuk punggungnya. Membangunkannya dari timbunan literatur di perpustakaan untuk segera berjamaah di Mahabad Mosque. Dia merindukan saat-saat kebersamaannya.

Sampai akhirnya, sebuah surat mengobati kerinduannya, "Jihad Syahid. Apakah kata-kata itu begitu asing di telingamu?" tulis Yassir mengingatkannya.

Akankah Ghozi pergi menyusul Yassir ke Afghanistan, atau tetap bersikap apatis dengan sikap kebenciannya akan perang? Bersama Cadas Kebencian, masih ada cerita lainnya yang tetap menggelorakan semangat kita untuk senantiasa menumbuhkan sikap peduli terhadap sesama.

0 komentar: