keluarga cemara : bunga pengantin

Judul : Keluarga Cemara (Bunga Pengantin)
Pengarang : Arswendo Atmowiloto
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan : I, 2001
Tebal : 128 hal.
Salah satu permainan yang mengasyikkan adalah "menjadi pengantin". Teman-teman memberikan bunga sebagai kado. Pemberi yang terbagus, bergantian menjadi pengantin. Agil protes ketika bunga pisang temannya ditolak. Bunga pisang dianggap bunga bunga. Ara juga begitu, ia mempertanyakan saat puisi karya Aik dianggap tidak memenuhi syarat dan tak dinilai, karena tak memakai kata "desa".
Euis sebenarnya menang dalam lomba menyanyi, tapi karena Euis bukan peserta kursus, ia dikalahkan. Perbedaan kadang tidak diterima sebagai perbedaan, melainkan sebagai salah dan benar, sebagai menang dan kalah. Bukankah sebenarnya tak ada gunanya mempersoalkan baju pengantin daerah mana yang lebih bagus dari daerah lain? Itulah yang dialami anak-anak Abah, yang tabah.
Tidak berarti mengalah, karena mereka masih menemukan persahabatan dengan tukang bakso, yang bersedia tukar tambah dengan opak. Hidup memang penuh pesona bagi hati yang terbuka tanpa prasangka. Hati anak-anak.
Sumber : www.goodreads.com

0 komentar:
Posting Komentar